Posted by : matjenuh khairil
Jumat, 05 September 2025
KOTA Liok-hui pada hari itu ramai sekali karena banyak
tamu luar kota bahkan luar daerah datang membanjiri kota itu.
Mereka terdiri dari bermacam-macam orang. Ada bangsawan dan
ada yang berpakaian petani, ada saudagar dan ada pula yang
berpakaian seperti pengemis penuh tambalan, ada orang-orang
berpakaian seperti sastrawan dan ada juga yang berpakaian
seperti ahli-ahli silat, bahkan tampak pendeta-pendeta, baik
hwesio (penganut agama Buddha) gundul maupun tosu (penganut
agama To).
Baru keadaan para tamu yang terdiri dari berbagai ragam dan
golongan ini saja sudah merupakan pemandangan menarik yang
jarang tampak di kota itu, apalagi kalau orang mengikuti para
tamu itu dan melihat mereka semua ternyata mengunjungi sebuah
gedung besar yang dihias mentereng dan indah, maka orang akan
melihat suasana yang lebih ramai lagi. Bunyi suling dan yang-
khim, gembreng dan tambur, meramaikan dan menggembirakan
suasana.
Para tamu semua hanya mempunyai satu tujuan, yakni
mengunjungi gedung besar yang berada dalam suasana berpesta
itu. Gedung ini adalah milik Gak Liong Ek Si Naga Terbang,
seorang tokoh kenamaan di kalangan persilatan, yang juga
terkenal kaya raya, hingga di kota itu ia disebut Gak-wangwe
(hartawan she Gak).
Klik Link Download File Dibawah Ini Untuk Cerita Selanjutnya
πππ